Pidum Polres Jember akan Tindaklanjuti Pelaporan Kasus Dugaan Penipuan Modus Arisan Konvensional di Mayang

Jember, Lensarakyat.co.id – Kamis (30/05/2024), Ipda Harry Sasono, Kanit Pidum Polres Jember mengatakan segera akan menindaklanjuti laporan masyarakat terkait dugaan penipuan modus arisan konvensional di wilayah kecamatan Mayang. Kepolisian akan menindaklanjuti dengan memanggil para pihak terlibat dalam pusaran pelaporan kasus dugaan penipuan modus arisan di wilayah kecamatan Mayang tersebut.

Pemanggilan tersebut untuk mengusut adanya laporan masyarakat adanya kasus dugaan penipuan dengan modus arisan konvensional dengan peserta yang terdiri dari 3 kelompok, masing – masing kelompok berisi ratusan nama peserta.

“Kami sudah menerima adanya laporan masyarakat terkait dugaan penipuan dengan modus arisan dengan terlapor perempuan berinisial S, warga desa Mayang. Selanjutnya kami akan melengkapi administrasi dan melakukan panggilan terhadap saksi pelapor dan beberapa saksi lainnya, kemudian melakukan panggilan terhadap saksi terlapor,” terang Ipda Harry Sasono, di ruang kerjanya, Kamis (30/05/2024).

Kanit Pidum juga berharap agar pihak pelapor maupun terlapor hadir saat mendapatkan surat undangan dari kami. “Untuk saksi terlapor bisa membawa data – data pendukung terkait adanya kasus dugaan penipuan tersebut,” pungkasnya.

Sementara NA (39), warga dusun Tegalgusi desa Mayang kecamatan Mayang bersama kedelapan korban lainnya dengan pendampingan Badan Penelitian Aset Negara (BPAN) Lembaga Aliansi Indonesia (LAI) DPC Jember mendatangi Mapolres Jember pada Senin (27/05/2024) untuk melaporkan kasus dugaan penipuan yang menimpa dirinya. NA dan kawan kawan merasa tertipu puluhan juta Rupiah oleh oknum perempuan berinisial S, warga di wilayah kecamatan Mayang dengan modus arisan konvensional.

“Saya mendengar ada kejanggalan dengan informasi arisan grup hari Sabtu yang hanya tinggal dua orang. Pasalnya, saat ada pengundian, ternyata nama anggota arisan yang hadir tidak tertera di botol undian tersebut sehingga menimbulkan kecurigaan bagi peserta arisan yang terdiri dari grup lainnya, yakni grup hari Senin, Rabu dan Sabtu,” ungkap NA, di halaman Mapolres Jember, Senin (27/05/2024).

Lanjut NA, selanjutnya peserta arisan grup hari Senin dan Rabu ngeluruk ke rumah S dan ketua arisan mengaku jika uang arisan terpakai untuk menutup anggota hari Senin dan Sabtu serta untuk kepentingan sendiri. “Terlapor mengaku jika selama 36 undian, ia hanya memberikan uang undian satu kali ke peserta arisan,” tuturnya.

“Saya ikut arisan dengan 2 nama, setiap nama menyetor 100 ribu ke S selama 36 undian. Jadi kerugian saya 3,6 juta Rupiah dikalikan 2, totalnya 7,2 juta Rupiah,” tegasnya.

NA juga menerangkan bahwa peserta arisan grup hari Rabu sebanyak 180 orang, hari Senin 160 orang dan hari Sabtu 160 orang. “Sebenarnya kita sudah mengajak rundingan melalui jalan damai, berhubung bertele – tele, terpaksa kami lakukan jalur hukum,” ungkapnya.

“Saya hanya ingin uang saya kembali,” pungkasnya.

Berdasarkan data terhimpun, total ada sekitar 25 orang yang membuat pernyataan menjadi korban terkait kasus dugaan penipuan yang berpotensi dengan total kerugian miliaran Rupiah. Beberapa orang korban dugaan penipuan dengan modus arisan bahkan ada yang mengaku mengalami kerugian hingga 24 juta Rupiah per orang. (Suli).